PENDAHULUAN
Sebuah penelitian sangat
identik dengan memecahkan suatu permasalahan praktis secara teoritis. Pada
dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang tertentu yang bersifat logis.
Pernyataan diatas didukung oleh Cornelis (dalam Didin dan Iis, 2011:4)
mengemukakan suatu penelitian ilmiah dilakukan berdasarkan metode keilmuan.
Metodologi penelitian adalah mengkaji tentang aturan atau prosedur suatu
penelitian ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ilmiah seperti
perumusan masalah, penyususnan kerangka konsep, pengajuan hipotesis, pengujian
hipotesisi, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian
yang sering kita kenal adalah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatfi, data yang dikumpulakn bersifat kualitatif dan tidak
menggunakanalat-alat ukur. Penelitian naturalistik yang artinya natural wajar,
sebagaimana adanya, tanpa manipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes,
Nasution (dalam Didin dan Iis, 2011:24). Sedangkan penelitian kuantitatif
adalah teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis
(Didin dan Iis, 2011:23). Selain itu, data dalam penelitian kuantitatif didasarkan
pada pengukuran
jumlah & variable dan teknik
analisis datanya menggunakan metode statistik.
Penelitian Kuantitatif secara umum
memiliki sifat (1)
Mengukur tingkat kejadian, (2) Menghitung besaran/berapa banyak,
(3) Membuktikan sesuatu
(apakah ada hubungan, ada pengaruh, berapa resikonya, mana faktor yang dominan),
(4) Memprediksikan
sesuatu variabel berdasarkan variabel lain, (5)
Tindakan atau eksperimen, (6)
Membuktikan suatu hipotesa, dan (7) Banyak menggunakan hitungan, tabel,
statistik dengan kaidah-kaidah tertentu.
Salah
satu kendala saat akan melakukan penelitian adalah menentukan masalah yang akan
diselidiki. Kesulitan atau kebingungan biasanya muncul karena merasa sudah
tidak ada lagi tema atau masalah yang pantas untuk diteliti. Kadang juga merasa
bahwa masalah atau tema yang akan diambil untuk riset seharusnya adalah
masalah-masalah yang besar dan sulit, namun sebenarnya masalah sederhana yang
ada dalam kehidupan sehari-hari pun dapat menjadi tema penelitian.
Setelah
menentukan masalah penelitian, barulah proses penyusunan
proposal atau rencana penelitian dimulai. Selain penentuan masalah, hal lain
yang penting dalam sebuah penelitian adalah menentukan variabel penelitian. Menurut
Sugiyono (2013:2) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sejalan dengan itu, secara
sederhana variabel dapat dikatakan sebagai konsep yang mengalami variasi nilai.
Jika konsep diapakai untuk menggambarkan realitas atau fenimena sosial secara
“netral”, maka dengan menggunakan variabel peneliti memberi nilai “tinggi” atau
“rendah” terhadap konsep yang digambarkannya tersebut (Erwan dan Dyah,
2007:17).
Kata
“variabel” berasal dari bahasa Inggris variable
yang berarti “ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat
diubah-ubah”, Rahayu dan Maman (2012:27). Sehubungan dengan penelitian
kuantitatif, variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena
variabel bertujuan sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan
data, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah
variable harus dapat diamati dan dapat diukur, Derry (www.academia.adu: Metodologi Penelitian 7). Adnan Latif (2010:9) juga
menyebutkan bahwa variabel adalah kata kunci dalam setiap kegiatan penelitian
dan harus didefinisikan dengan jelas, kalau tidak maka penelitian tersebut akan
sulit untuk dilaksanakan. Variabel harus jelas baik dalam konstruk maupun isi.
“Prestasi hasil belajar siswa” misalnya, belum menjadi sangat jelas karena yang
dimaksud prestasi bisa meliputi semua bidang studi atau mengacu pada suatu
bidang tertentu, siswa bisa meliputi siswa SD, SMP, atau SMA. Variabel lebih
jelas bisa dicontohkan dengan “Prestasi belajar Bahasa Inggris Siswa MIN Malang
1 kelas 6 tahun ajaran 2011”.
Pada
umunya variabel dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, variabel bebas (Independen),
variabel terikat (dependen), variabel pengacau (confounding). Selanjutnya, menurut Sugiyono (2013;2-6) disebutkan
macam-macam variabel ada lima, yaitu variabel independen (bebbas), Variabel
dependen (terikat), variabel moderator (hubungan independen dan dependen),
variabel intervening (mempengaruhi hubungan independen dan dependen), dan
variabel kontrol (konstal).
Berdasarkan
macam-macam variabel di atas, penulisan memilih topik tentang variabel terikat
(dependen) yang meliputi penelitian kuantitatif. Penulis akan mendeskripsikan
variabel terikat (dependen) dan contoh-tontoh agar lebih memahami maksud dan
tujuan variabel dalam penyusunan penelitian ilmiah.
PEMBAHASAN
Variabel Terikat
(Dependen)
Secara
umum variabel terikat atau biasa disebut
variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pengertian
dari variabel dependen adalah variabel yang terikat atau dipengaruhi oleh variabel
independen. Jadi dalam suatu riset, kita akan melihat apakah variabel dependen akan
terpengaruh oleh variabel independen yang dipasangkan dengannya, (dalam: www.anneahira.com: contoh variabel penelitian).
Variabel
terikat jumlahnya boleh lebih dari satu karena terkadang secara konsep teori
banyak hal yang bisa dipengaruhi oleh satu variabel bebas. Cara pengukuran
variabel terikat juga harus teruji validitas dan keabsahannya. Peneliti tidak
bisa sembarangan menilai atau mengukur perubahan variabel terikat bila tidak
ada standar penilaian atau pengukuran yang valid dan dapat dipercaya. Untuk
menentukan variabel terikat, peneliti dapat mengacu pada masalah penelitian yang
telah ditemukan sebelumnya.
Menurut
Sugiyono (2013:4) Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sering disebut sebagai Variabel
Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel
Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau
Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai
Variabel Indogen.
Menurut
B.Sandjaja dan Albertus (dalam Afid, 2013) variabel tergantung (dependen) variabel yang timbul karena sebagai
akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam sebuah
penelitian variabel tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh
dari variabel bebas.
Dalam
bukunya, Sumadi Suryabrata (2013:27) menjelaskan menurut fungsinya dalam
penelitian, orang sering membedakan antara variabel tergantung (dependen) di
satu pihak dan variabel-variabel bebas, kendali, moderator, dan rambang di
pihak lain. Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab-akibat.
Variabel tergantung dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya akan
tergantungkepada variabel bebas, variabel moderator, variabel kendali, dan variabel
rambang. Hubungan antar variabel itu terdapat dalam diri subjek penelitian,
seringkali sebagai proses. Secara bagan, saking hubungan tersebut dapat
disajikan sebagai berikut:
Sebab Hubungan Akibat
|
|
|
|||||
Dalam mengkalsisfikasikan variabel
menurut perananya dalam penelitian biasanya orang mulai dengan mengidentifikasikan
variabel tergantungnya. Hal yang demikian itu terjadi karena variabel
tergantung itulah yang menjadi titik pusat persoalan, dan karena itu tidak
mengherankan kalau sering pula disebut kriterum.
Selanjutnya, Budino (dalam afid, 2013)
variabel terikat dipikirkan sebagai variabel yang keadaannya tergantung
(terikat) kepada variabel bebas. Berdasrkan penelusuran, (dalam www.academia.edu:
Derry)
variabel tergantung (dependent variabel) yaitu kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini
dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang
dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Setelah
mengetahui apa yang dimaksud dengan variabel dependen atau variabel terikat,
dapat diketahui apa keguanaan atau fungsi variabel secara umum dalam penelitian
(Mufidah, 2012: 3), yaitu:
1. Dengan menentukan variabel yang
akan diteliti, maka peneliti akan memiliki gambaran alat dan cara dalam
menentukan pengumpulan data.
2. Dengan menentukan variabel,
peneliti bisa memilih metode pengolahan data.
3. Untuk pengujian hipotesis
CONTOH
URAIAN
VARIABEL
TERIKAT
Berdasarkan
uraian di atas, berikut adalah berbagai contoh mengenai topik atau judul
penelitian yang memperjelas tentang variabel terikat. Dengan adanya contoh ini
diharapkan memperjelas pengertian diatas.
1. Misalnya,
kita ingin meneliti tentang pengaruh metode
relaksasi Yoga terhadap tingkat stres ibu yang memiliki bayi (variabel terikat:
tingkat stres). Sebagai peneliti, kita tidak bisa menentukan apakah ibu masih
stres atau tidak setelah melakukan Yoga hanya dengan melihat raut wajah, karena
hal tersebut hanya bersifat subyektif dari peneliti. Tingkat stres seharusnya
diukur melalui angket atau kuesioner yang skala serta cara pengukurannya telah
divalidasi dan diuji keabsahannya. Berikut ini beberapa contoh variabel
penelitian terikat:
a.
Efektivitas terapi akupuntur
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (variabel terikat:
penurunan tekanan darah).
b.
Pengaruh pembelajaran menggunakan
buku cerita terhadap kemampuan membaca anak dengan retardasi mental (variabel
terikat: kemampuan membaca anak).
c.
Hubungan antara pola asuh orangtua
terhadap sikap dan perilaku anak usia sekolah (variabel terikat: sikap dan
perilaku anak).
Berdasarkan
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti tidak sepenuhnya dapat
mengontrol variabel terikat karena berubah atau tidak berubahnya variabel
terikat merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas.
2. Berdasarkan
contoh yang diapaprkan oleh Sugiyono (2013:4):
“Intensitas
iklan” merupakan variabel yang masih bersifat luas, belum jelas pokok
permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan “Jumblah penjualan” merupakan bagian
terkecil dari variabel bebas dan tidak dapat di persempit lagi, sehingga
dikatakan variabel terikat.
3. Contoh variabel terikat berikut
berdasarkan oleh Mufidah (2012:5):
·
“Pengaruh Therapi Musik
terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
·
Motivasi Belajar dan Prestasi
Belajar
4. Contoh variabel terikat
berdasarkan Sumadi (2013:28) mengemukakan, misalanya “usaha pendidikan” pokok
persoalannya “hasil belajar”, usaha pertanian pokor permasalahannya produksi
pangan. Keadaan variabel tergantung itu bergantung pada banyak sekali variabel
yang lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih
sebagai variabel yang sengaja (menurut rencana) dipelajari pengaruhnya terhadap
variabel tergantung (terikat).
5. Jika
seorang peneliti ingin mengkaji hubungan antara dua variabel, misalnya variabel
waktu untuk belajar (A) dan prestasi belajarnya (B), maka pertanyaan atau
masalah yang diajukan, “Bagaimanakah prestasi belajar yang dicapai apabila
waktu yang dipakai untuk belajar lebih banyak atau lebih sedikit? ”Banyak
sedikitnya waktu belajar yang dipakai oleh pebelajar diidentifikasikan sebagai
variabel bebas, sedangkan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Variabel
ini (waktu belajar) dimanipulasi atau diubah untuk menyebabkan terjadinya
perubahan pada variabel lainnya (prestasi belajar).
PENUTUP
Berdasarkan beberapa definisi dan
contoh tentang variabel teriakt di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
variabel terikat adalah variabel adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas sehingga variabel ini menjadi
akibat dari variabel-variabel lainnya. Atau variabel terkecil yang tidak dapat
dibagi lagi menjadi beberapa bagian variabel. Hal ini dikarenakan variabel
terikat bergantung pada variabel-variabel lainnya yang menaungi variabel
terikat. Dan variabel ini dapat dikatakan variabel tingkat paling bawah.
Misalnya,
“Hubungan antara pola asuh orangtua terhadap sikap dan
perilaku anak usia sekolah” yang menjadi variabel terikat adalah “sikap dan
perilaku anak”.
Serta
berdasarkan keguanaan variabel secara umum, variabel terikat berfungsi sebgai alat dan cara dalam menentukan
pengumpulan data,
menentukan
variabel, peneliti bisa memilih metode pengolahan data dan pengujian hipotesis.
Daftar Referensi
Afid B., 2013. Data dan Variabel Penelitian. (Online) Tersedia:
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/data-dan-variabel-penelitian/ [12 September 2014]
Ahmad, Mufidah. 2012. Makalah: Variabel Penelitian. Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya.
Annehira. 2014. Contoh Variabel Penelitian. (Online) Tersedia:
http://www.anneahira.com/contoh-variable-penelitian.htm
[11 September
2014]
Derry,
A.R. 2014. Metodologi Penelitian 7.
(Online) Tersedia:
https://www.academia.edu/5018077/Metodologi_Penelitian_7
[11 September
2014]
Didin Fa, F., dan Iis, H., 2011. Karya Ilmiah, Artikel Ilmiah & Hasil
Penelitian (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen.Yogyakarta
Erwan, A.P., dan Dyah, R.S. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masyarakat
Sosial. Gava Media. Yogyakarta.
Rahayu,
K., dan Maman., A. 2012. Dasar-Dasar
Statistik Pendidikan. CV. Pustaka Setia. Bandung.
Sugiyono.
2013. Statistika Untuk Penelitian.
CV. Alfabeta. Bandung.
Suryabrata, Sumardi. 2013. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Terima kasih untuk penulis, sangat membantu
BalasHapus