Rabu, 08 Oktober 2014

Pendidikan dan Pembelajaran Non Formal



Pembelajaran Non-Formal


1.       Perbedaan pendidikan dan pembelajarn
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Paulo Freire, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, sedangkan John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan agar ada perubahan dalam masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi dilevel individu maupun masyarakat yang mengarah kepada perubahan kondisi kearah yang lebih baik. Maka sejatinya pendidikan adalah juga proses pembebasan manusia, karena telah begitu banyak penindasan terjadi diantara manusia.
Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan
Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik.
Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.
Jadi, jika hasil pengajaran dapat dilihat dalam waktu singkat atau paling lama tiga tahun, keluaran pendidikan tidak dapat dilihat sebagai satu hasil yang segmentatif. Hasil pendidikan tercermin dalam sikap, sifat, perilaku, tindakan, gaya menalar, gaya merespons, dan corak pengambilan keputusan peserta didik atas suatu perkara.
2.       Pemebelajaran Formal
Pendidikan formal bolehlah ditakrifkan sebagai proses pengajaran-pembelajaran yang dilaksanakan secara rasmi mengikut sistem yang ditetapkan oleh kerajaan. Proses ini berlaku di dalam sesuatu Institusi yang mempunyai struktur dari segi kronologi dan hirarki yang bermula dari sekolah rendah hingga ke peringkat universiti dan mempunyai kurikulum yang disahkan oleh pihak berkuasa. Ini juga termasuk kursus-kursus pra-perkhidmatan di dalam bidang profesional dan teknikal seperti latihan perguruan, kejururawatan, juruteknik pertanian dan kursus perkhidmatan tadbir dan diplomatik. Proses pendidikan formal ini berakhir dengan penganugerahan sijil, diploma dan ijazah.
3.       Pemebelajaran Informal
Pendidikan informal ialah proses pendidikan pembelajaran sampingan yang berlangsung secara spontan dan tanpa struktur. Seseorang itu akan memperoleh dan menambahkan pengetahuan, kemahiran dan membentuk sikap serta pandangan berdasarkan pengetahuannya tiap-tiap hari sama ada di tempat bekerja, di sekolah atau di tempat rekreasi. Umpamanya, jika seseorang mendapat pengalaman dan merubah perlakuan melalui membaca dan menonton televisyen, maka ia boleh dikatakan mendapat pendidikan informal daripada media massa. Pendidikan in-formal banyak disalurkan melalui media massa dan juga melalui interaksi dengan masyarakat.
4.       Pembelajaran Non-Formal
Pendidikan non-formal pula ialah pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di luar daripada sistem pendidikan formal. Pendidikan ini boleh diperoleh melalui program seperti latihan, kursus dalam perkhidmatan, seminar, bengkel, forum dan persidangan. Menurut definisi yang diberikan oleh Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu mengenai pendidikan, sains dan kebudayaan (UNESCO), program pendidikan yang bercorak vokasional, teknikal dan kecekapan dikategorikan sebagai pendidikan non-formal di mana program tersebut menyediakan orang dewasa di dalam sesuatu bidang kerja yang baru.
Pendidikan non formal menurut Philip H. Choombs ialah pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dan istilah ini yang digunakan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat 1.
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan (non formal) adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga, pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai serta komponen-komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
Konsep utama pendidikan non-formal menekankan bahawa klientele program ini merupakan orang-orang dewasa dan belia yang telah keluar dari bangku sekolah (mereka yang terkeluar dari sistem pendidikan formal). Pendidikan ini disifatkan di luar sistem pendidikan formal.
Mengikut Coomb dan Ahmed (1974), pendidikan non-formal ialah semua jenis aktiviti pendidikan yang tersusun (organised) secara sistematik yang dijalankan di luar sistem pendidikan formal yang bertujuan memberi pembelajaran yang terpilih untuk sesuatu kumpulan di dalam masyarakat.
Berdasarkan kepada definisi ini, disimpulkan bahawa pendidikan non-formal mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
a)       Pendidikan yang berterusan;
b)       Pendidikan untuk “pembangunan diri dan kerjaya (self-development and career development);
c)       Pendidikan dilaksanakan di luar dari sistem pendidikan formal;
d)       Pendidikan dikaitkan dengan satu kumpulan klientele yang tertentu dan memenuhi satu matlamat pendidikan yang khusus. (Ini termasuklah pengembangan pertanian, program latihan untuk petani, program pembasmian buta huruf untuk orang dewasa, latihan kemahiran pekerjaan yang diberi di luar dari sistem pendidikan formal, dan pelbagai program pendidikan mengenai kesihatan, pemakanan, pembangunan keluarga dan koperasi).
Bagi masyarakat Indonesia yang dipengaruhi sistem pendidikan tradisional, cara seperti ini lebih mudah dalam daya tangkap masyarakat dan mendorong rakyat untuk belajar karena keadaan ini sesuai dengan keadaan lingkungan.
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis serta pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik (raw-input) pendidikan luar sekolah dilembagakan yaitu:
a.       Penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesempatan memasuki sekolah.
b.       Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.
c.       Peserta didik yang putus sekolah (drop out), baik dari pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.
d.       Peserta didik yang telah lulus satu sistem pendidikan sekolah tetapi tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
e.       Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan lain.

Di samping pendidikan yang fleksibel, hendaknya dapat pula digunakan pendekatan yang luas dan terintegrasi agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan keterampilan pertama yang telah mereka peroleh. Serta mengisi segala kekurangan yang menghambat usaha mereka ke arah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dapat memperkuat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan.
Jadi, proses belajar terjadi secara terorgnisasikandi luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula.
            Pendidikan non formal pada umumnya dilaksanakan tidak dalam lingkungan fisik sekolah. Maka dari itu dapat diidentikkan dengan pendidikan luar sekolah.
Sasaran pokok pendidikan non formal adalah anggota masyarakat. Program-programnya dibuat sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas dan tetap menarik minat para konsumen pendidikan.
Berdasarkan penelitian di lapangan, pendidikan non formal sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat yang belum sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal karena sudah lewat umur atau terpaksa putus sekolah karena suatu hal.
Tujuan terpenting dari pendidikan non formal adalah program-program yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dengan program-program pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Kontrol dapat diartikan bahwa manusia itu adalah makhluk hidup yang menundukkan dan mengontrol energi alam buat melanjutkan aktivitasnya. Hidup itu bagi makhluk hidup adalah proses pembaruan diri sendiri melalui tindakannyamenegendalikan lingkungannya.
Pendidikan non formal juga berarti suatu kegiatan pendidikan di luar keluarga dan di luar sekolah yang kegiatan-kegiatannya ditujukan kepada:
1.       Anak-anak yang belum pernah sekolah.
2.       Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/ SLTP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun).
3.       Orang-orang dewasa (adult education).
4.       Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi.
5.       Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi.
6.       Masyarakat sebagai satu lingkungan budaya (comunity education).
Macam-macam pendidikan itu dapat dikelompokkan sebagai program kegiatan pendidikan luar sekolah yang terorganisir yaitu :
1.       Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah biasa.
2.       Pendidikan kemasyarakatan adalah konfirmasi antara kedewasaan yang diwakili pendidik dan sebelum dewasaan yang diwakili oleh anak didik yang berdiri sendiri. Atau dikatakan sebagai pendidikan yang meliputi bagian pendidikan yang mempersiapkan anak-anak untuk tugasnya sebagai penghasil dan sebagai pemakai.
3.       Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan pendidikan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.
4.       Mass Education adalah pendidikan yang diberikan ke orang dewasa di luar sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya. Dalam hal ini termasuk pula latihan-latihan untuk mendidik calon pemimpin yang akan mempelopori pelaksanaan usahanya di dalam masyarakat.
5.       Adult education (pendidikan orang dewasa) adalah usaha atau kegiatan yang pada umumnya dilakukan dengan kemauan sendiri (bukan dipaksa dari atas) oleh orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas tertinggi masa kewajiban belajar dan dilangsungkan di luar lingkungan sekolah biasa.
6.       Extention education adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah biasa, diselenggarakan oleh perguruan-perguruan tinggi untuk mengimbangi hasrat masyarakat yang ingin menjadi peserta aktif dalam pergolakan jaman.
7.       Fundamental education adalah menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang layak dalam dunia modern.

Adapun syarat-syarat pendidikan Non Formal.
a.       Penidikan non formal harus jelas tujuannya.
b.       Ditinjau dari segi masyrakat, program pendidikan non formal harus menarik (appealing) baik hasil yang akan dicapai maupun cara-cara melaksanakannya.
c.       Adanya integrasi pendidikan non formal dengan program-program pembangunan dalam masyrakat.
d.       Organisasi kesenian, kursus-kursus kesenian, penataran pembinaan kesenian.
e.       Kegiatan lain-lain
Sedangkan perjalanan kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan di luar sekolah dan di luar keluarga itu berbentuk antara lain : kepanduan (pramuka), perkumpulan-perkumpulan pemuda dan pemudi, perkumpulan olah raga dan kesenian, perkumpulan-perkumpulan sementara, perkumpulan-perkumpulan perekonomian, perkumpulan-perkumpulan keagamaan dan lain sebagainya.
Di kalangan masyarakat, program-program pendidikan non formal sering dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh dinas pendidikan masyarakat, tim penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (tim penggerak PKK), pada tingkat kelurahan dibina oleh para lurah/ kepala desa. Di luar itu organisasi-organisasi wanita seperti dharma wanita dalam program bakti sosial kepada masyarakat acapkali melaksanakan program-program dalam bentuk paket program pendidikan non formal.

Sumber:
http://blogbaru010.blogspot.com/2013/07/tinjauan-filsafat-tentang-hakikat.html
http://www.sarkopas.net/2013/04/perbedaan-pendidikan-dan-pembelajaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar