Rabu, 08 Oktober 2014

variabel terikat dalam penelitian kuantitatif



PENDAHULUAN

Sebuah penelitian sangat identik dengan memecahkan suatu permasalahan praktis secara teoritis. Pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang tertentu yang bersifat logis. Pernyataan diatas didukung oleh Cornelis (dalam Didin dan Iis, 2011:4) mengemukakan suatu penelitian ilmiah dilakukan berdasarkan metode keilmuan. Metodologi penelitian adalah mengkaji tentang aturan atau prosedur suatu penelitian ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ilmiah seperti perumusan masalah, penyususnan kerangka konsep, pengajuan hipotesis, pengujian hipotesisi, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian yang sering kita kenal adalah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatfi, data yang dikumpulakn bersifat kualitatif dan tidak menggunakanalat-alat ukur. Penelitian naturalistik yang artinya natural wajar, sebagaimana adanya, tanpa manipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes, Nasution (dalam Didin dan Iis, 2011:24). Sedangkan penelitian kuantitatif adalah teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis (Didin dan Iis, 2011:23). Selain itu, data dalam penelitian kuantitatif didasarkan pada pengukuran jumlah & variable dan teknik  analisis datanya menggunakan metode statistik.
Penelitian Kuantitatif secara umum memiliki sifat (1) Mengukur tingkat kejadian, (2) Menghitung besaran/berapa banyak, (3) Membuktikan sesuatu (apakah ada hubungan, ada pengaruh, berapa resikonya, mana faktor yang dominan), (4) Memprediksikan sesuatu variabel berdasarkan variabel lain, (5) Tindakan atau eksperimen, (6) Membuktikan suatu hipotesa, dan (7) Banyak menggunakan hitungan, tabel, statistik dengan kaidah-kaidah tertentu.
Salah satu kendala saat akan melakukan penelitian adalah menentukan masalah yang akan diselidiki. Kesulitan atau kebingungan biasanya muncul karena merasa sudah tidak ada lagi tema atau masalah yang pantas untuk diteliti. Kadang juga merasa bahwa masalah atau tema yang akan diambil untuk riset seharusnya adalah masalah-masalah yang besar dan sulit, namun sebenarnya masalah sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari pun dapat menjadi tema penelitian.
Setelah menentukan masalah penelitian, barulah proses penyusunan proposal atau rencana penelitian dimulai. Selain penentuan masalah, hal lain yang penting dalam sebuah penelitian adalah menentukan variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2013:2) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sejalan dengan itu, secara sederhana variabel dapat dikatakan sebagai konsep yang mengalami variasi nilai. Jika konsep diapakai untuk menggambarkan realitas atau fenimena sosial secara “netral”, maka dengan menggunakan variabel peneliti memberi nilai “tinggi” atau “rendah” terhadap konsep yang digambarkannya tersebut (Erwan dan Dyah, 2007:17).
Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris variable yang berarti “ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”, Rahayu dan Maman (2012:27). Sehubungan dengan penelitian kuantitatif, variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel bertujuan sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variable harus dapat diamati dan dapat diukur, Derry (www.academia.adu: Metodologi Penelitian 7). Adnan Latif (2010:9) juga menyebutkan bahwa variabel adalah kata kunci dalam setiap kegiatan penelitian dan harus didefinisikan dengan jelas, kalau tidak maka penelitian tersebut akan sulit untuk dilaksanakan. Variabel harus jelas baik dalam konstruk maupun isi. “Prestasi hasil belajar siswa” misalnya, belum menjadi sangat jelas karena yang dimaksud prestasi bisa meliputi semua bidang studi atau mengacu pada suatu bidang tertentu, siswa bisa meliputi siswa SD, SMP, atau SMA. Variabel lebih jelas bisa dicontohkan dengan “Prestasi belajar Bahasa Inggris Siswa MIN Malang 1 kelas 6 tahun ajaran 2011”.
Pada umunya variabel dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, variabel bebas (Independen), variabel terikat (dependen), variabel pengacau (confounding). Selanjutnya, menurut Sugiyono (2013;2-6) disebutkan macam-macam variabel ada lima, yaitu variabel independen (bebbas), Variabel dependen (terikat), variabel moderator (hubungan independen dan dependen), variabel intervening (mempengaruhi hubungan independen dan dependen), dan variabel kontrol (konstal).
Berdasarkan macam-macam variabel di atas, penulisan memilih topik tentang variabel terikat (dependen) yang meliputi penelitian kuantitatif. Penulis akan mendeskripsikan variabel terikat (dependen) dan contoh-tontoh agar lebih memahami maksud dan tujuan variabel dalam penyusunan penelitian ilmiah.
 PEMBAHASAN
Variabel Terikat (Dependen)

Secara umum  variabel terikat atau biasa disebut variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pengertian dari variabel dependen adalah variabel yang terikat atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi dalam suatu riset, kita akan melihat apakah variabel dependen akan terpengaruh oleh variabel independen yang dipasangkan dengannya, (dalam: www.anneahira.com: contoh variabel penelitian).
Variabel terikat jumlahnya boleh lebih dari satu karena terkadang secara konsep teori banyak hal yang bisa dipengaruhi oleh satu variabel bebas. Cara pengukuran variabel terikat juga harus teruji validitas dan keabsahannya. Peneliti tidak bisa sembarangan menilai atau mengukur perubahan variabel terikat bila tidak ada standar penilaian atau pengukuran yang valid dan dapat dipercaya. Untuk menentukan variabel terikat, peneliti dapat mengacu pada masalah penelitian yang telah ditemukan sebelumnya.
Menurut Sugiyono (2013:4) Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen.
Menurut B.Sandjaja dan Albertus (dalam Afid, 2013) variabel tergantung (dependen) variabel yang timbul karena sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam sebuah penelitian variabel tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.
Dalam bukunya, Sumadi Suryabrata (2013:27) menjelaskan menurut fungsinya dalam penelitian, orang sering membedakan antara variabel tergantung (dependen) di satu pihak dan variabel-variabel bebas, kendali, moderator, dan rambang di pihak lain. Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab-akibat. Variabel tergantung dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya akan tergantungkepada variabel bebas, variabel moderator, variabel kendali, dan variabel rambang. Hubungan antar variabel itu terdapat dalam diri subjek penelitian, seringkali sebagai proses. Secara bagan, saking hubungan tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

Sebab                                                    Hubungan                                                             Akibat


Variabel Bebas
 
 
                                                                  
Variabel Moderator
 
                                             













Variabel Tergantung
 


 








Dalam mengkalsisfikasikan variabel menurut perananya dalam penelitian biasanya orang mulai dengan mengidentifikasikan variabel tergantungnya. Hal yang demikian itu terjadi karena variabel tergantung itulah yang menjadi titik pusat persoalan, dan karena itu tidak mengherankan kalau sering pula disebut kriterum.
Selanjutnya, Budino (dalam afid, 2013) variabel terikat dipikirkan sebagai variabel yang keadaannya tergantung (terikat) kepada variabel bebas. Berdasrkan penelusuran, (dalam www.academia.edu: Derry) variabel tergantung (dependent variabel) yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan variabel dependen atau variabel terikat, dapat diketahui apa keguanaan atau fungsi variabel secara umum dalam penelitian (Mufidah, 2012: 3), yaitu:
1.       Dengan menentukan variabel yang akan diteliti, maka peneliti akan memiliki gambaran alat dan cara dalam menentukan pengumpulan data.
2.       Dengan menentukan variabel, peneliti bisa memilih metode pengolahan data.
3.       Untuk pengujian hipotesis



CONTOH URAIAN
VARIABEL TERIKAT

Berdasarkan uraian di atas, berikut adalah berbagai contoh mengenai topik atau judul penelitian yang memperjelas tentang variabel terikat. Dengan adanya contoh ini diharapkan memperjelas pengertian diatas.
1.       Misalnya, kita ingin meneliti tentang pengaruh metode relaksasi Yoga terhadap tingkat stres ibu yang memiliki bayi (variabel terikat: tingkat stres). Sebagai peneliti, kita tidak bisa menentukan apakah ibu masih stres atau tidak setelah melakukan Yoga hanya dengan melihat raut wajah, karena hal tersebut hanya bersifat subyektif dari peneliti. Tingkat stres seharusnya diukur melalui angket atau kuesioner yang skala serta cara pengukurannya telah divalidasi dan diuji keabsahannya. Berikut ini beberapa contoh variabel penelitian terikat:
a.       Efektivitas terapi akupuntur terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (variabel terikat: penurunan tekanan darah).
b.       Pengaruh pembelajaran menggunakan buku cerita terhadap kemampuan membaca anak dengan retardasi mental (variabel terikat: kemampuan membaca anak).
c.        Hubungan antara pola asuh orangtua terhadap sikap dan perilaku anak usia sekolah (variabel terikat: sikap dan perilaku anak).
Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti tidak sepenuhnya dapat mengontrol variabel terikat karena berubah atau tidak berubahnya variabel terikat merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas.
2.       Berdasarkan contoh yang diapaprkan oleh Sugiyono (2013:4):


 



“Intensitas iklan” merupakan variabel yang masih bersifat luas, belum jelas pokok permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan “Jumblah penjualan” merupakan bagian terkecil dari variabel bebas dan tidak dapat di persempit lagi, sehingga dikatakan variabel terikat.
3.       Contoh variabel terikat berikut berdasarkan oleh Mufidah (2012:5):
·         “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”

·         Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar




4.       Contoh variabel terikat berdasarkan Sumadi (2013:28) mengemukakan, misalanya “usaha pendidikan” pokok persoalannya “hasil belajar”, usaha pertanian pokor permasalahannya produksi pangan. Keadaan variabel tergantung itu bergantung pada banyak sekali variabel yang lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih sebagai variabel yang sengaja (menurut rencana) dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung (terikat).

5.       Jika seorang peneliti ingin mengkaji hubungan antara dua variabel, misalnya variabel waktu untuk belajar (A) dan prestasi belajarnya (B), maka pertanyaan atau masalah yang diajukan, “Bagaimanakah prestasi belajar yang dicapai apabila waktu yang dipakai untuk belajar lebih banyak atau lebih sedikit? ”Banyak sedikitnya waktu belajar yang dipakai oleh pebelajar diidentifikasikan sebagai variabel bebas, sedangkan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Variabel ini (waktu belajar) dimanipulasi atau diubah untuk menyebabkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya (prestasi belajar).






PENUTUP

Berdasarkan beberapa definisi dan contoh tentang variabel teriakt di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa variabel terikat adalah variabel adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas sehingga variabel ini menjadi akibat dari variabel-variabel lainnya. Atau variabel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian variabel. Hal ini dikarenakan variabel terikat bergantung pada variabel-variabel lainnya yang menaungi variabel terikat. Dan variabel ini dapat dikatakan variabel tingkat paling bawah.
Misalnya, “Hubungan antara pola asuh orangtua terhadap sikap dan perilaku anak usia sekolah” yang menjadi variabel terikat adalah “sikap dan perilaku anak”.
Serta berdasarkan keguanaan variabel secara umum, variabel terikat berfungsi sebgai alat dan cara dalam menentukan pengumpulan data, menentukan variabel, peneliti bisa memilih metode pengolahan data dan pengujian hipotesis.
 Daftar Referensi

Afid B., 2013. Data dan Variabel Penelitian. (Online)                                                                            Tersedia: http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/data-dan-variabel-penelitian/                [12 September 2014]
Ahmad, Mufidah. 2012. Makalah: Variabel Penelitian. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Annehira. 2014. Contoh Variabel Penelitian. (Online)                                                                                                                                Tersedia: http://www.anneahira.com/contoh-variable-penelitian.htm [11 September 2014]
Derry, A.R. 2014. Metodologi Penelitian 7. (Online)                                                                                                                    Tersedia: https://www.academia.edu/5018077/Metodologi_Penelitian_7 [11 September 2014]
Didin Fa, F., dan Iis, H., 2011. Karya Ilmiah, Artikel Ilmiah & Hasil Penelitian (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.Yogyakarta
Erwan, A.P., dan Dyah, R.S. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif  Untuk Administrasi Publik dan Masyarakat Sosial. Gava Media. Yogyakarta.
Rahayu, K., dan Maman., A. 2012. Dasar-Dasar Statistik Pendidikan. CV. Pustaka Setia. Bandung.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.
Suryabrata, Sumardi. 2013. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

1 komentar: