Senin, 03 Desember 2012

Klausa Independen Bahasa Jawa


Klausa Independen
Dalam Bahasa Jawa


 










Laporan Disusun
Sam Devi Adiyatno
A 111 09 015


PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
 




Pendahuluan

1.1  Latar belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya. Berbagai budaya pun telah tersebar keseluruh penjuru nusantara dari Sabang hingga Merauke. Salah satu komponen utama budaya tersebut adalah bahasa. Bahasa yang merupakan alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Indonesia memiliki struktur bahasa yang unik dan sederhana, susunan dalam bahasa Indonesia pada dasarnya menerapkan pola (SPOK). Dimana pola tersebut (S) sebagai subjek yang berisi nomina atau kata benda, (P) sebagai predikat yang berisi verba atau kata kerja, (O) sebagai objek yang berisi nomina atau kata benda, dan (K) sebagai keterangan yang berisi adjektiva (katerangan sifat), atau adverbia (keterangan tempat/waktu). Selain bahasa Indonesia, banyak bahasa-bahasa nusantara yang memiliki keunikan dalam struktur bahasanya.
Bahasa Jawa yang merupakan salah satu bahasa nusantara dari ratusan bahasa dearah yang ada di Indonesia juga memiliki kemiripan struktur dengan bahasa Indonesia. Struktur yang digunakan adalah pola (SPOK), khalayak bahasa Indonesia. Hanya saja bahasa Indonesia dan bahasa Jawa berbeda perbendaharaan katanya walau ada beberapa yang sama.
Bahasa Jawa sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan disetiap pulau-pulau besar yang tersebar bisa dijumpai masyarakat suku Jawa yang menggunakan bahasa Jawa. Selapas dari itu, masih banyak masyarakat yang belum tahu bagaimana struktur bahasa Jawa, bahkan masyarakat yang sudah menggunakan bahasa Jawa itu sendiri, khususnya di daerah luar pulau Jawa.
Berdasarkan observasi penulis, bahwa bahasa Jawa perlu dibina dan dilestarikan agar terpelihara keberadaannya dikalangan masyarakat suku Jawa yang berada di luar daerah pulau Jawa. Hal tersebut dikarenakan banyak dari sebagian suku Jawa yang kurang mengetahui bagaimana bahasa Jawa itu, khususnya bagi anak-anak yang lahir di luar pulau Jawa. Bukan hanya untuk kepentingan suku Jawa saja agar mengatahui tentang bahasanya sendiri, tetapi lebih dari itu untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang tertarik mempelajari struktur bahasa Jawa.
Pada kesempatan ini, penulis membahas tentang struktur klausa independen bahasa Jawa. Penulis sengaja memilih bahasa Jawa secara umum, dengan alasan untuk mempermudah penyusunan laporan ini, karena bahasa tersebut yang dikuasai oleh penulis dan pada umumnya dimengerti oleh masyarakat suku Jawa.
Dalam laporan ini, penulis akan mengelompokkan dan memberikan contoh struktur klausa independen yang terdapat dalam bahasa Jawa. Secara umum, klausa dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) intransitif, (2) transitif, dan (3) ekuatif.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penyusunan laporan ini adalah struktur klausa independen yang terdapat dalam bahasa Jawa secara umum.
1.3  Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dalam penyusunan laporan ini untuk memperoleh deskripsi struktur klausa independen. Secara khusus tujuan penusunan laporan ini untuk mendeskripsikan struktur klausa independen yang terkandung dalam bahasa Jawa. Serta dalam upaya menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh pembimbing mata kuliah “Sintaksis II”.


Kajian Pustaka
Klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas (S) subjek, (P) predikat, baik disertai (O) objek, (Pel) pelengkap, atau (Ket) keterangan. Namun kontituen seperti objek, pelengkap, dan keterangan bersifat manasuka, artinya boleh ada atau boleh juga tidak ada. Hal tersebut dapat dipertegas oleh pendapat (Garantjang, 1986:95) yang menjelaskan klausa adalah rangkaian (string) tagmen yang berisi satu predikat. Secara eksternal klausa menjadi pengisi slot basis pada level kalimat. Sedangkan struktur internalnya atau susunan unsur-unsurnya terdiri dari subjek (s), predikat (P), objek (O), dan ajung (Ajg). Kontituen-kontituen ini merupakan slot-slot yang berisi tagmen-tagmen yang bersifat frase endosentris dan eksosentris.
Tataran klausa lebih tinggi (besar) dari frase dan dibawah (kecil) konstruksi kalimat, jadi klausa berada diantara frase dan kalimat. Pernyataan tersebut sejajar dengan dengan pendapat Kuntjono (1982:58) yang menyatakan bahwa klausa adalah kontituen kalimat yang disusun oleh frase/kata yang mempunyai predikat. Dan Ramlan menambahkan (1981:162) klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas predikat, baik disertai oleh subjek, objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak.
Cokk (dalam Rahim, 1987:65) menjelaskan bahwa berdasarkan distribusi kata atau frase, klausa dibedakan menjadi dua, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Oleh Trigan (1989:78) istilah bebas diartikan klausa independen sedangkan klausa terikat sama artinya dengan klausa dependen. Pendapat tersebut juga dipertegas oleh Sumarlam (2008:35) mennjelaskan klausa terbagi atas klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas ialah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat.


Klausa bebas sendiri terbagi atas tiga bentuk yaitu klausa transitif, intransitif dan ekuatif. Klausa transitif menurut Sumarlam (2008: 35) ialah klausa yang predikatnya berupa kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang membutuhkan objek.

Klausa intransitif adalah klausa yang predikatnya berupa kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan objek. Sumarlam (2009: 36) mengatakan bahwa klausa bebas juga terbagi atas klausa ekuatif . Klausa ekuatif ialah klausa yang predikatnya berupa kata benda atau kata keadaan yang menerangkan subjek.













Hasil dan Pembahasan
Klausa independen merupakan klausa bebas, artinya klausa yang berpotensi menjadi suatu kalimat minor. Klausa ini didalamnya mengandung subjek dan predika, sebagai penanda intinya, naumun busa terdapat unsure objek dan keterangan dan dikatakan sebagai kalimat sempurna.
Klausa independen dibedakan menjadi tiga bagian yakni klausa intransitif, transitif, dan ekuatif. klausa intransitif adalah klausa klausa yang tidak memerlukan objek, klausa transitif adalah klausa yang memerlukan objek, dan klausa ekuatif adalah klausa yang predikatnya berupa kata benda yang menerangkan subjek.
3.1 Klausa Intransitif
Menurut Ramlan (1987:88) bahwa klausa intransitif yaitu kata kerja yang tidak memerlukan onjek, tidak diikuti objek. Dalam bahasa jawa bisa dijumpai klausa intransitif yang strukturnya sebgai berikut.


Pak lek                        lunggoh
S: F.N              P: F.Vi
Paman             duduk

Banyu              mili
S: F.N              P: F.Vi
Air                   mengalir

Jono                 ngantok
S: F.N              P: F.Vi
Jono                 mengantuk

Bejo                 adus
S: F.N              P: F.Vi
Bejo                 mandi
Mak’ku            ngguyu
S: F.N              P: F.Vi
Ibuku               tertawa

Jalal                 tibo
S: F.N              P:F. Vi
Jalal                 jatuh

Cipto               ngrokok
S: F.N              P: F.Vi
Cipto               merokok

Sisika               nules
S: F.N              P: F.Vi
Sisika               menulis

Selain contoh di atas, terdapat juga klausa intransitif yang memilki ajung atau keterangan. Hal tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Rahmat            adus                 neng kali
S: F.N              P: F.Vi             A: F.Prep
Rahmat            mandi              di sungai

Cipto               turu                  neng pawon
S: F.N              P: F.Vi             A: F.Prep
Cipto               tidur                di dapur

Fandi               lunggoh           neng mejo
S: F.N              P: F.Vi             A: F.Prep


3.2 Klausa Transitif
Klausa ini merupakan klausa yang membutuhkan objek, Rahim (1987/88:66) menyatakan bahwa klausa transitif adalah bahasa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang mempunyai kapasitas memiliki satu atau lebih objek. Unsur penting dalam klausa ini adalah subjek, predikat, dan objek.
Klausa ini mempunyai tiga komponen inti, dua frase nomina, dan satu frase verba. Frase nomina sebagai pelaku atau subjek (F.N1), sedangkan frase nomina sebagai peran penderita atau objek (F.N2). Dalam bahasa Jawa bentuk klausa transitif dapat dilahat seperti dibawah ini.


Paijo                nggawe            kopi
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2
Paijo                membuat         kopi

Murni              njaet                klambi
S: S.F1                        P: F.Vt                        O: F.N2
Murni              menjahit          baju


Mase                nggolek’i         sual
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2
Kakaku            mencari            baju

Bude               nuku                pitek
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2
Tante               membeli           ayam


Pak’e               mbeleh             pitek
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2
Bapak              menyembelih   ayam

Ratna               nggendong      adik’e
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2
Ratna               menggendong adiknya


Sama halnya klausa intransitif, klausa transitif juga dapat ditambahnkan keterangan atau ajaung. Bila hal tersebut terjadi maka akan berpotensi kalimat yang sempurna, dapat dilihat seperti berikut ini.

Ibu’e                mbeteti                        iwak                neng pawon
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2           A: F.Prep
Ibuku               memotong       ikan                 di dapur

Bulek               nggowo           anak’e              neng rumah sakit
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2           A: F.Prep
Tante               membawa        anaknya           ke rumah sakit

Pak’e               nyeneni            masku              mau isuk
S: F.N1            P: F.Vt                        O: F.N2           A: F.Adv
Ayah               memarahi         kakaku             tadi pagi


3.3 Klausa Ekuatif
Bila dilihat sepintas sama dengan klausa transitif, sama-sama mempunyai tiga komponen inti yaitu dua frase nomina dan satu frase verba. Klausa ini bserisi (S) subjek, (P) predikat dan atributif (komplemen) yang berisi frase nomina atau adjektiva. Bisa menggunakan verba akuatif dan bisa tidak ada. Sumarlam (2009: 36) mengatakan bahwa klausa bebas juga terbagi atas klausa ekuatif . Klausa ekuatif ialah klausa yang predikatnya berupa kata benda atau kata keadaan yang menerangkan subjek.
Jika ditinjau dari segi maknanya klausa transitif dan klausa ekuatif memiliki perbedaan dimana klausa transitif subjeknya bebperan sebagai pelaku, sedangkan klausa ekuatif subjeknya sebagai penderita. Contoh:
Anak’e                                    dadi                             polisi
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.N
Anaknya                      menjadi                       polisi

Dalam klausa ekuatif dapat dibedakan lagi menjadi tiga bentuk, tipe (A), tipe (B), dan tipe (C).
3.3.1 Tipe (A)
Terdiri dari slot subjek (S) yang berisi nominaatau frase nomina (F.N), slot predikat (P) berisi frase verba ekuatif dan slot komplemen berisi dengan nomina atau frase nomina. Contoh:

dek’e                           Ø                                 mahasiswa
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.N
Mereka                        adalah                          mahasiswa

Ibu’ku                         Ø                                 guru
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.N
Ibuku                           adalah                          guru

Masku                         Ø                                 tani
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.N
Kakakku                      adalah                          petani

3.3.2 Tipe (B)
Terdiri dari slot subjek yang berisi nomina, slot predikat berisi verba ekuatif, dan komplemennya frase adjektiva. Seperti:
Rambute                      Ø                                 ireng
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.A
Rambutnya                         Ø                                 hitam

Desone                                    Ø                                 rame
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.A
Desanya                      Ø                                 ramai

Ladange                      Ø                                 resik
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.A
Kebunnya                    Ø                                 bersih

3.3.3Tipe (C)
Klausa ekuatif jenis ini terdiri dari slot subjek yang berisi frase nomina, predikat berisi frase verba ekuatif, dan slot komplemen dapat berisi frase adverbial atau berisi ajung. Misalnya:
Berkomplemen frase adverbial.

Paklik’e                       isek enek                     wingi
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.Adv
Pamannya                    masih ada                    kemarin

Roni                            enek                             mau isuk
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F.Adv
Roni                            ada                              tadi pagi

Gurune                                    enek                             sesok
S: F.N                          P: F.Vek                      Komp: F. Adv
Gurunya                      ada                              besok

Komlemen yang berisi ajung, sebagai berikut:

Bojone                         enek                             neng kamar
S: F.N                          P: F.V ek                     Ajg: F.prep
Suaminya                    ada                              di kamar

Jongak                         isek enek                     neng alas
S: F.N                          P: F.Vek                      Ajg: F.prep
Rusa                            masih ada                    di hutan

Asune                          enek                             neng latar
S: F.N                          P: F.Vek                      Ajg: F.prep
Anjingnya                   ada                              di halaman

Penutup
4.1 Simpulan
            Klausa adalah unsur bahasa yang berada di atas tataran frase dan di bawah tataran kalimat yang merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas (S) subjek, (P) predikat, baik disertai (O) objek, (Pel) pelengkap, atau (Ket) keterangan. Klausa berpotensi menjadi kalimat yang utuh atau sempurna.
            Klausa berdasarkan strukturnya dibagi atas dua bagian yaitu klausa bebas yang disebut independen dan klausa terikat yang dikatakan sebagai klausa dependen. Klausa independen dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu klausa intransitif, klausa transitif, dan klausa ekuatif.
            Klausa intransitif adalah klausa yang tidak memerlukan objek, namun berpotensi menjadi senuah kalimat. Klausa transitif kebalikan dari klausa intransitif, kalau klausa transitif memerlukan objek, subjek sebgai pelaku dan objek sebagi penderita. Klausa ekuatif sama halnya klausa transitif, bedanya dalam klausa ini subjeknya sebagai penderita dan predikat diisi dengan nomina atau adjektiva.
4.2 Saran
            Dalam upaya mempertahankan kebudayaan daerah khususnya di bidang bahasa, kita dituntut untuk mampu melestarikannya. Setiap masyarakat harus memiliki upaya itu agar tidak terjadi kepunahan.
            Melalui hasil laporan ini, penulis berusaha dalam upaya melestarikan, memperkenalkan, dan memberikan pengetahuan bagi seluruh masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan.
           
                                                                                            
Daftar Pustaka

Adolfina M. Tulung.2003.”Struktur Klausa Independen Bahasa Toraja Dialek Sa dan Balusu”, Skripsi Sarjana tak diterbitkan, Universitas Tadulako Palu.
Hertin.2004.”Struktur Klausa Bahasa Bugis Barru”, Skripsi Sarjana tak diterbitkan, Universitas Tadulako Palu.
Armianah.2003.”Struktur Klausa Independen Bahasa Bugis Dialek Bone”, Skripsi Sarjana, Universitas Tadulako Palu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar