Akal Bulus Kakak Senior
Adiyatno Sam
Engkau mengajariku untuk hormat
Dengan sedikit bentakan
Engkau mengajariku untuk menghargai
Dengan sedikit scoot jump
Engkau mengajariku untuk disiplin
Dengan sedikit push up
Senior memang berkuasa
Junior memang tidak berdaya
Tampak dalam fakta
Dibalik kasat mata
Dalam cerita duka
Telah tersimpan cerita romansa
Dengan kedok berlagak antagonis
Terselip tujuan romantis
Bukan sekedar mencari mahasiswa kritis
Disamping puitis
Kau juga mencari mahasiswa romantis
150911
Aku Masih di Kaki Gunung
Adiyatno Sam
Cahayanya terhalang gunung dan sinarnya memancar ke segala
arah
Aku di kaki gunung hanya mampu memandang harapan yang tak
mungkin ku raih
Di kala angin senja menggilir malam ku terbius ombak
mendesir karang
Aku di kaki gunung tersudut mata yang memandang lirih
Lambai dedaunan malam mengubah arah langkah beku
Aku di kaki gunung tak mau terperosok jauh dari jejak
langkah-Mu
Cahayanya terhalang sebagian bumi dan sinarnya memancar
keribuan titik
Aku masih di kaki gunung,
Jiwaku terbakar sementara ragaku beku
Sakit, pilu, tak kuasa ku tadah air mata yang penuh dosa ini
Dalam detak hening yang tak kunjung cair, membanjir dalam
sunyi
Aku masih di kaki gunung
Tanpa kuasa tanpa rasa menindih perih jejak langkahku lalu
Ribuan titik-titik langit pancaran sinarnya
Bangunkanlah aku, doronglah aku
Jika perlu paksalah aku, cambuklah aku
Melangkahkan kaki beku kembali ke jejak langkah-Mu
Aku masih di kaki gunung
Tekadku mengharapkan ridho-Mu
Mohon sembuhkanklah aku
(22
Februari 2012)
Hanya ini
Adiyatno Sam
Hanya
ini yang kumiliki
Hanya
ini yang mampu ku beri
Hanya
ini yang dapat ku jalani
Hanya
ini yang slalu ku cari
Hanya
ini yang slalu ku ingini
Hanya
ini yang ku nanti
Hanya
ini yang ku maknai
Hanya
ini yang ku nilai
Hanya
ini yang ku tandai
Hanya
ini yang slalu ku benci
Hanya
ini yang slalu ku ingkari
Hanya
ini jalanku tuk berdiri
Dan
hanya ini…
Hanyalah
ini rasa yang ku beri
Hanyalah
ini kasih yang ku nanti
Hanyalah
ini diriku ini
Hanya mampu memberi
Tak
sanggup tuk memiliki
Dan
hanya ini…
Kini
hanyalah ini
Sendiri
di sini tanpa ada mentari
Hanyalah
ini harapanku pada Ilahi
Susah
sedih kan kupandam sendiri
Dan
hanya untuk ini aku masih berada disini
Karena
hidup ini hanyalah mimpi
Mimpi
yang akhirnya berakhir pada mati
Dan
kembali pada-Mu ya Robbi
(2011)
Hati-Hati
Hati
Adiyatno Sam
23 Agustus 2012
Hati harusnya murni bagai embun pagi
Hati
tak bekerja sama dengan otak kanan maupun otak kiri
Biarlah
hati menentukan pilihan hati
Sebab
hati tak mudah dipungkiri
Hati-hati
jangan termakan hati
Sebab
hati susah dimnegerti
Hati-hati
terbelenggu hati
Karena
permainan hati sering menyakitkan hati
Hati harus berhati-hati
memilih hati
Pilihan hati kadang masih
mengiris hati
Sebagai
hati penuntun nurani
Buka tutup
hati meski hati-hati
Rapuh hati, tinggi hati, keras hati sering
melingkari
Apalagi
tak cukup menjaga diri dari kepalsuan hati
Menuntun diri dari lubuk hati
Menjadikan hari bermentari
Untuk jiwa yang murni sebagai pemilik hati
Hati-hati dengan hati sebagai petunjuk misteri
Kisah Baru
Adiyatno Sam
23 Agustus 2012
Segera ku ingin mengukir kisah baru
Kisah baru yang berbeda dari yang dulu
Yang dulu hanya berlalu yang tak perlu
Tak perlu banyak perluru
Banyak peluru hanya membuat ragu
Membuat ragu hati semakin pilu
Semakin pilu memikirkan rindu yang tak
pernah berlalu
Pernah berlalu kisah pilu yang tak
perlu
Tak perlu menghujam jantung untuk
membuat kisah baru
Kisah baru hanya perlu sedikit
sentuhan baru
Sentuhan baru yang hanya cukup
menyentuh kalbu
Menyentuh kalbu hanya cukup dengan
setetes madu
Setetes madu yang tak perlu tahu asal
usul saat beradu
Saat beradu kisah antara yang barlalu
dan yang baru
Yang baru berkhir biarlah berlalu
Biarlahlah berlalu jangan dijadikan
lagu
Dijadikan lagu membuat teringat masa
lalu
Masa lalu dia dan aku sudah tidak
perlu
Tidak perlu ragu engkau denganku
Engkau denganku yang ku tunggu
Ku tunggu untuk mengukir kisah baru,
sejarah baru, hingga terciptalah cucu
Melepasmu
Aku telah rela
Iklas ku melepas untuk kebahagiaanmu
Memang pedih hati ini harus melepasmu, melupakanmu
Aku harus rela, merelakanmu untuk kebahagianmu
Hanya cukup sampai di sini kemampuan hatiku mencoba merebutmu
Hanya ini hal terakhir yang mampu ku berikan padamu
Demi cintamu dan kebahagianmu
Cerita lalu biarlah terbawa angin berlalu
Biarlah hatiku sendiri sepi
Memang itu pilihan terbaikkmu
Sungguh aku tak menyesal telah menyayangimu
Sungguh aku tak kecewa
telah mencintaimu
Doaku pasti slalu mengiringi untuk kebahagianmu
Tiada benci rindu lagi yang ku tunggu
Tiada sedih tawa yang ku nanti
Kini, ku tlah terbebas dari belenggu cintaku
Sungguh…
Aku telah rela
Ikhlas ku untuk kepergianmu
Selamat jalan kekasih pujaan hatiku
Terima kasih segala lirik dan senyummu
Terima kasih atas rasa cinta yang kau ajarkan padaku
Pagi dikali ini
Adiyatno Sam
Pagi yang cukup cerah
Ku duduk di hadapanmu
Dengan sebagian cukup senyum
palsu
Pepatah-pepatah itu engkau
alunkan bagai sebuah lagu
Beharap kan menyentuh hatiku
Mengundang senyum diwajahmu
Aku mencoba dan terus mencoba
Ternyata, tak semua bentuk alunan
lagu
Tak cukup merasuk hatiku
Engkau tak putus asa
Akupun juga demikian
Mencoba tuk saling memahami
Antara aku, engaku
dan sebagian kami
200911
Puisi Lebai
Sam Devi Adiyatno
Duniaku begitu indah walau sesaat bersamamu
Entah daya tarik apa yang telah membuatku terpesona olehmu
Sangat jelas dimataku terbayang wajahmu yang slalu hiasi hariku
Sejuta rasa dan warna yang telah engkau beri
Silih berganti menemani
Hingga mampu membuka cakrawala baru dalam hidupku
Ribuan senyum tak sanggup menyaingimu
Hingga bidadari cemburu melihatmu
Sorot matamu bagai kilau permata
Merdu suaramu yang telah luluhkan hatiku
Senyum bibirmu meruntuhkan jiwaku
Itu semua tak begitu penting bagiku
Hanyalah hatimu yang mampu membuatku jatuh hati kepadamu
Semua rasa yang kumiliki kan kucurahkan kepadamu
Hidup dan matiku kan kuserahkan untukmu
Inilah aku yang mampu memujamu
Melalui untaian kata manis
Untuk menembus jantung hatimu
Mohon sambut aku
Sebagai balahan jiwamu
210911
Romansa Gila
Sam Devi adiyanno
Gila
Kisah remaja hamil tanpa ikatan
Bertunas peti sendiri
Tak cukup jauh dia menepi
Gila
Lagi-lagi gila
Romansa senjata malapetaka
Tumbuh subur pada jiwa muda
Gilanya
Kitab sekedar pegangan belaka
Tak ingat syukur pada Sang Pencipta
Hanya sahwat berdiri di atas segalanya
Dunia menjadi gila
Dengan gila yang lebih gila
Tidak hanya sekedar penyakit jiwa
Gila sadar lupa masa depan
(150911)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar